Swara.KOTAMOBAGU — Buntut penutupan sejumlah lokasi penambangan tanpa izin (Peti) di wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR) beberapa waktu lalu, berimbas ke masyarakat banyak. Pro kontra pun terjadi di tengah-tengah warga Bumi Totabuan.
Salah seorang aktivis BMR Irawan Damopolii menyuarakan kondisi tersebut. Menurutnya aparat kepolisian harus melihat dampak sosial dari penutupan lokasi tambang. “Yah kami memahami penegakan hukum yang dilakukan aparat tapi jangan lupa banyak masyarakat BMR menggantungkan hidupnya di lokasi tersebut,” tegas Irawan, Sabtu (13/2).
“Pemerintah dalam hal ini aparat kepolisian harus mencari solusi terbaik dengan tidak mengorbankan rakyat yang nota bene hidup dari hasil penambangan tersebut,” sebutnya serius.
Masih menurut Irawan, warga penambang harus mendapatkan advokasi atau perlindungan dari pemerintah atas kejadian tersebut. “Pemerintah daerah dan DPRD terkait harus hadir di tengah-tengah warga yang terkena imbas dari penutupan areal penambangan tersebut,” pungkasnya. (ryo)