Swara.KOTAMOBAGU — Bersama Walikota Ir Hj Tatong Bara, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotamobagu Meiddy Makalalag meninjau Lokasi Perkebunan Kopi Mobalang, Desa Poyowa Besar II, Kecamatan Kotamobagu Selatan, Kamis (26/8) pagi tadi.
Menurut Mekal sapaan Meiddy Makalalag, bahwa potensi perkebunan mobalang tak hanya berpatokan satu jenis tanaman. hanya saja, untuk area Mobalang cukup dikenal dengan tanaman kopi jenis Arabika. “Petani kotamobagu cukup kreatif. Untuk wilayah perkebunan Kotamobagu Selatan banyak potensi hasil pertanian dan perkebunan yang bisa diandalkan,” katanya.
Sementara itu menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kota Kotamobagu, Fenty D Mifta, kunjungan Walikota untuk melihat secara langsung area pengembangan tanaman kopi di wilayah Mobalang yang merupakan sentra produksi tanaman kopi di Kota Kotamobagu. “Ibu wali meninjau lokasi ini untuk mengetahui kondisi eksisting lahan perkebunan kopi yang ada di wilayah Mobalang, terutama luas area perkebunannya,” ujar Fenty.
Area perkebunan Mobalang, lanjut Fenty memang sangat cocok untuk pengembangan tanaman kopi. Selain kondisi iklim yang mendukung, kondisi ketinggian dan kemiringan lahan juga menjadi faktor penting. Kami berharap petani-petani kopi di wilayah ini bisa terus mengembangkan area perkebunan kopinya untuk meningkatkan produksi tanaman kopi di Kotamobagu, terlebih tanaman kopi punya prospek yang sangat baik ke depannya.
Selain itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Kotamobagu, Claudy N Mokodongan ST, yang ikut serta dalam kunjungan menambahkan perlu ada peningkatan infrastruktur jalan di area Mobalang. Ini penting untuk mendukung mobilitas dan akses transportasi ke wilayah ini.
“Dari kunjungan tadi jarak yang ditempuh dari Desa Poyowa Besar ke lokasi Mobalang sekitar 8 KM, yang teraspal baru sekitar kurang lebih 3 KM, masih ada kurang lebih 5 KM yang belum di aspal. Kami akan melakukan kajian terhadap kondisi ini, terlebih ruas jalan ke lokasi juga ada yang masuk ke wilayah daerah tetangga, sehingga perlu ada koordinasi terlebih dahulu, selain melihat kondisi keuangan daerah,” ucap Claudy. (*/mg6).