Swara.BOLMONG — Sejumlah karyawan terkonfirmasi positif Covid-19. PT JResources Bolaang Mongondow (PT JRBM) langsung mengambil langkah pencegahan dengan menghentikan sementara operasi pertambangan. Hal ini pun menuai tanggapan sejumlah kalangan di Bolmong.
Seperti, salah satu tokoh masyarakat Bolmong, Kamran Muchtar Podomi. Pihaknya mendukung langkah-langkah dilakukan JRBM tersebut.
“Langkah penghentian sementara operasional JRBM merupakan ikhtiar dan tingkat keseriusan tertinggi JRBM dalam memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Masyarakat dan pemerintah wajib memberi apresiasi kepada JRBM dan mendukung upaya ini. Ini langkah yg mungkin tidak akan dilakukan oleh perusahan perusahan sebesar JRBM, karena sudah sangat terkait dgn biaya. Sebagai tokoh masyarakat dilingkar tambang, saya mengajak seluruh masyarakat untuk membantu dan mensupport langkah langkah JRBM itu,” tutur Kamran.
Senada hal itu, salah satu Anggota Dekab Bolmong dari Fraksi Golkar, Zulham Manggabarani mengatakan, kegiatan pertambangan JRBM harus didukung.
“Langkah yang sangat serius dari JRBM untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Saya yakin upaya ini dilakukan untuk kepentingan kemanusiaan. Kita tau, sejak awal bulan April 2020 JRBM sudah menerapkan protokol kesehatan untuk seluruh karyawannya dgn Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sangat ketat. Bukan hanya 3M tapi juga 3T Testing, Treasing, Treatment (3T). Tapi bagaimanapun ini adalah virus tetap saja ada yang terpapar. Yang terpenting bagi saya adalah kita harus memberi apresiasi yang setinggi tingginya, sudah melakukan perlindungan terhadap karyawan. Yang terpenting juga semua pihak taat dengan prokes. Masyarakat taat dengan 5M dan pemerintah terus menerus melakukan 3T,” tegas Zulham.
Ia mengatakan, tidak ada perusahaan maupun unit organisasi yang melakukan hal yang sama dengan JRBM, dalam penerapan prokes di lingkungan kerjanya.
Sebelumnya, diketahui surat pemberitahuan penghentian sementara aktivitas pertambangan sudah dilayangkan kepada Pemprov Sulut dan kabupaten maupun Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi dan kabupaten/kota.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT JRBM, Edi Permadi menjelaskan, alasan mengapa JRBM harus menutup sementara kegiatan operasionalnya adalah faktor untuk memutus penyebaran Covid-19.
“Ini merupakan pilihan terbaik saat ini untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 semata-mata untuk melindungi karyawan dan segenap keluarga. Karyawan adalah aset yang paling berharga yang harus dilindungi. Meski dengan menghentikan kegiatan operasi harus kehilangan sejumlah potensi pendapatan, namun perusahaan lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan pekerja dan keluarga,” kata Edi menguraikan. (mg7).