Swara.BOLMONG — Guna mencapai tujuannya, PT Bulawan Daya Lestari (BDL) akan memprioritaskan rekruitmen khusus masyarakat lingkar tambang yang akan dipekerjakan di perusahaan yang bergerak disektor pertambangan emas, yang beroperasi di Gunung Patung Desa Mopait Kecamatan Lolayan.
Niat baik tersebut, oleh masyarakat setempat menilai bahwa, hal tersebut hanya iming-iming (bujuk rayu) PT BDL saja, pasca peralihan status dari manajemen lama ke manajemen yang baru sebagai senjata agar perusahaan tersebut bisa diterima baik masyarakat guna melakukan kegiatan eksplorasi kembali di gunung patung. “Ini manuver di desa-desa lingkar tambang. Dan menurut kami tidak mempan karena ini cuma iming-iming kosong. Kami sudah trauma dengan bujuk rayu seperti itu, yang pada akhirnya hanya sekelompok orang yang diuntungkan,” ujar warga Desa Mopait yang meminta namanta tak di publish.
Ujaran dan penilaian warga pun bukan tak memiliki dasar. Pasalnya masyarakat mengaku masih trauma dengan perlakuan manajemen lama perusahaan, yang diduga tidak membayar gaji karyawan yang merupakan hak mereka sebagai buruh. “Bukan hanya di Desa kami, desa diluar Mopait juga sudah banyak yang di rekrut,” beber pria berbadan gemuk ini, dengan terus meminta namanya tidak di publish.
Keberadaan manajemen yang baru ini pun jadi perbincangan hangat masyarakat termasuk di media sosial Facebook. Masyarakat kuatir, jika perlakuan manajemen yang baru tidak jauh berbeda dengan manajemen lama yang hanya menjadi kontroversi dan permasalahan dalam desa lingkar tambang. “Yang ada kekacauan, kerusuhan yang sampai hilangnya satu nyawa di lokasi perusahaan tersebut yang sampai hari ini masih menyisakan trauma bagi kamu masyarakat,” katanya.
Baru-baru ini terlihat dalam postingan di media sosial Facebook manajamen baru PT BDL melakukan pertemuan di kediaman Sangadi (kepala desa,red), Desa Mopait Kecamatan Lolayan, dengan dalih silaturahmi lebaran. Hal itu pun ternyata tidak mendapat respon positif dari masyarakat bahkan menimbulkan kontroversi.
Akan tetapi karena pertemuan itu baru sebatas menjalin hubungan silaturahmi di moment lebaran idul Fitri, hal itu sah-sah saja dan bisa dipahami oleh masyarakat. “Kalau pertemuan itu sekedar silaturahmi menurut kami itu sah-sah saja. Tapi kalau pertemuan itu sudah membicarakan kesepakatan dan program perusahaan menurut kami pemerintah desa terlalu terburu-buru menanggapinya,” ujarnya. (*/mg6).