swara, MANADO – Di bawah kepemimpinan Joseph Stefanus Kopalit (JSK) sebagai Ketua Umum Pengprov Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Sulawesi Utara, olahraga biliar di daerah ini menunjukkan kemajuan signifikan, baik dari sisi pembinaan atlet maupun prestasi yang ditorehkan di tingkat nasional.
Langkah konkret Kopalit terlihat dari upayanya membangun fasilitas latihan yang representatif. Miland Billiard & Cafe yang berlokasi di Politeknik, Paniki, Kota Manado, kini menjadi pusat latihan dan komunitas biliar Sulut. Fasilitas ini tak hanya menjadi tempat latihan rutin atlet, tapi juga kerap menjadi lokasi seleksi dan turnamen bergengsi tingkat daerah hingga regional.
Tak hanya di Manado, beberapa waktu lalu, Kopalit bersama Dinas Pemuda dan Olahraga juga meresmikan Tomohon Billiard & Cafe, sebagai bagian dari perluasan basis pembinaan biliar ke daerah-daerah. “Kita ingin pembinaan merata, tak hanya terpusat di ibu kota provinsi,” kata Kopalit.
Di sisi kompetisi, sejumlah event seperti Piala Ketua Umum POBSI Sulut, dan 9 Ball Handicap Tournament Series secara rutin digelar. Turnamen-turnamen ini tidak hanya menjadi ajang uji kemampuan atlet, namun juga membangun mental kompetitif sejak usia muda. Dalam event tersebut, beberapa atlet seperti Claudia Warouw, Riko Lantemona, dan Ramli Hasan mulai mencuri perhatian publik biliar nasional.
Untuk menghadapi Pra-PON 2023 lalu, POBSI Sulut di bawah arahan Kopalit menggelar seleksi ketat di Miland Billiard. Delapan atlet terbaik – empat putra dan empat putri – berhasil terjaring dan mewakili Sulawesi Utara, termasuk di nomor carom 3 cushion. Seluruh atlet yang lolos juga mengikuti program latihan terukur yang dipantau langsung oleh KONI Sulut.
“Pembinaan bukan soal instan. Kami membangun sistem, mulai dari seleksi, latihan rutin, kompetisi lokal, hingga eksposur nasional. Target kami, biliar Sulut bisa bicara banyak di PON mendatang,” ujar Kopalit.
Tak hanya mengandalkan pengurus, Kopalit aktif menggandeng stakeholder olahraga. Mulai dari KONI Provinsi, Pemda, hingga pelaku usaha lokal turut dilibatkan. Ini membuat pembinaan biliar Sulut berjalan lebih terpadu, efektif, dan terukur.
Dengan infrastruktur yang semakin membaik, atlet yang semakin berprestasi, serta ekosistem kompetisi yang hidup, biliar Sulawesi Utara kini dipandang sebagai salah satu daerah dengan perkembangan paling pesat di Indonesia Timur.
“Biliar Sulut bukan sekadar olahraga hiburan. Ini adalah arena prestasi, kebanggaan daerah, dan bukti bahwa kerja sistematis akan membuahkan hasil,” pungkas Kopalit.(*)